Wednesday, October 31, 2007

Holocaust

Desember 2006 lalu, Teheran menjadi tuan rumah penyelenggara Konferensi Kontroversional Holocaust yang diikuti oleh 300 cendikiawan asing dan 30 orang dari dalam negeri. Konferensi ini menuai pro dan kontra di kalangan internasional. Hingga PBB pun akan mengeluarkan resolusi mengecam pihak-pihak yang mengingkari holocaust. Ahamdi Nejad adalah presiden paling keras saat ini yang menafikan adanya holocaust.

Disebutkan, holocaust terjadi pada masa Perang Dunia II. Holocaust adalah aksi pembantaian yang dilakukan NAZI Jerman sebagai bentuk genosida (usaha pemusnahan suatu suku bangsa) terhadap bangsa Semit. Diyakini Adolf Hitler-lah pelopor utama anti-semit yang melakukan aksi holocaust ini.

Zionis mengklaim bahwa telah terjadi pembantaian besar-besaran enam juta warga Yahudi oleh NAZI. Barat pun melakukan rekayasa opini tentang kebenaran ‘mitos’ ini. Bahkan, tak ayal mereka yang menolak kebenaran holocaust pun kerap menjadi korban.

Holocaust menjadi penting bagi Zionis dan Israel sebagai suatu alat politik. Dari mitos holocaust ini Israel mendapat legitimasi dan dukungan Barat untuk menduduki tanah Palestina. Kejadian Holocaust membangkitkan rasa belas kasihan opini umum yang dimanfaatkan dengan baik oleh kaum Zionis untuk menggapai targetnya. Penyalahgunaan rasa belas kasihan tersebut adalah pembentukan Rezim Zionis Israel di bumi Palestina.

Bahkan, dalam rangka membangun kebenaran holocaust ini, Barat menganggap penelitian maupun sikap yang menentang holocaust (holocaust denial) ini sebagai tindakan kriminal. Maka tidak aneh, Gemar Rudolf yang mengungkapkan kebohongan holocaust dalam bukunya The Rudolf Report pun dijebloskan penjara.

Tak ada bukti yang kuat tentang kebenaran pembantaian enam juta warga Yahudi oleh NAZI ini. Direktur Adelaide Institute di Australia, Dr. Fredrick Toben mengatakan, Nazi pernah menggunakan gas Zyklon B di kamp tahanannya namun hal itu untuk mencegah meluasnya wabah yang saat itu menjangkiti para tahanan, dan bukan dalam pembantaian.

Pembentukan opini yang terjadi di Barat mengenai mitos holocaust ini telah membuat sengsara rakyat Palestina. Selama berpuluh-puluh tahun mitos ini terbangun, selama itu pula rakyat Palestina merasakan penyiksaan pihak Israel. Padahal sampai sekarang kebenaran adanya holocaust ini belum terbukti secara otentik. Memang terkesan aneh, jika saja mitos ini benar, kenapa Israel harus menjajah Palestina. (?)

Saya ingin menekankan satu sudut keberhasilan Barat dalam propaganda informasi. Umat Islam terkadang terjebak dengan propaganda yang dilakukan Barat. Sehingga wajar jika Barat berhasil melakukan hegemoni dunia. Berawal dari informasi, Barat berhasil menguasai dunia.

Kembali kepada konsep tabayyun, sebuah sikap kritis menerima informasi. Dan konfrontasi terhadap opini sesat adalah hal urgen. Firman Allah swt, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayyun), agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat (49) : 6). Wallahu a’lam.

Risyan M Taufik

0 Comments:

Post a Comment

<< Home